Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 20 Oktober 2015

Pemeriksaan Reduksi Urin

PEMERIKSAAN GLUKOSA PADA URIN
A.   Dasar Teori
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
B.   Metode
1.    Fehling
2.    Benedict
3.    Nylander
C.   Tujuan
Untuk mengetahui apakah  dalam urin sampel terdapat glukosa di dalam urinnya.
D.   Prinsip
1.    Fehling
Dalam suasana alkali dan panas, glukosa mereduksi ion Cu (kupri) menjadi CuO (kupro) yang akan mengendap dan berwarna merah bata.
2.    Benedict.
Dalam suasana alkali dan panas, glukosa mereduksi ion Cu (kupri) menjadi CuO (kupro) yang akan mengendap dan berwarna merah bata.
3.    Nylander
Bismut nitrat akan direduksi oleh glukosa dan beberapa senyawa lain yang mereduksi, selanjudnya Bismut mengendap berwarna hitam.
E.   Reagensia
1.    Fehling
a.    Fehling A (I)        : 34,7 gr CuSO4.5H2O dilarutkan dengan aquades dalam 1 L.
b.    Fehling B (II)       :174 gr KNa Tatrat + 50 gr NaOH dilarutkan dalam aquades 1 L.
2.    Benedict
2 gr CuSO4.5H2O, asam sitrat 100 gr + Nartium Karbonat akhirat 143,8 gr dilarutkan dalam aquades 1L.
3.    Nylander
2 gr Bi(NO3)2 + KNa tartrat 4 gr dilarutkan dengan 100 ml NaOH 10%.
F.    Cara Kerja
1.    Fehling
a.    Tabung reaksi diisi 2 ml fehling A + 2 ml fehling B, didihkan sambil dicampur.
b.    Tambah 1 ml urin.
c.    Dicampur, dipanaskan sampai mendidih 3 menit dengan digoyang, diamati perubahan warna yang terjadi.


2.    Benedict
a.    Tabung reaksi diisi 5 ml reagen benedict.
b.    Tambah 8 tetes urin ( dengan pipet ukur 1 ml ).
c.    Dicampur, dipanaskan sampai mendidih 3 menit dengan digoyang, diamati perubahan warna yang terjadi.
3.    Nylander
a.    Tabung reaksi diisi 0,5 ml reagen Nylender.
b.    Ditambah 5 ml urin.
c.    Dicampur, dipanaskan sampai mendidih 3 menit dengan digoyang, diamati perubahan warna yang terjadi.

G.   Pengamatan
1.    Fehling
a.    Tetap biru jernih = negatif (-)
b.    Hijau tanpa endapan = positif 0,5 (+ 0,5)
c.    Hijau dengan endapan kuning kehijauan/kuning lebih banyak = positig 2 (+2)
d.    Jingga/ warna lumpur = positif 3 (+3)
e.    Merah bata = positif (+4)
2.    Benedict
a.     Tetap biru jernih = negatif (-)
b.     Hijau tanpa endapan = positif 0,5 (+ 0,5)
c.      Hijau dengan endapan kuning kehijauan/kuning lebih banyak = positig 2 (+2)
d.     Jingga/ warna lumpur = positif 3 (+3)
e.     Merah bata = positif (+4)
3.    Nylander
a.     Tidak terbentuk endapan hitam = negatif (-)
b.     Terbentuk endapan hitam = positif 0,5 (+0,5)
H.   Hasil pengamatan
1.    Fehling
Negatif (-) tidak terjadi perubahan warna
2.    Benedict
Negatif (-) tidak terjadi perubahan warna
3.    Nylander
Negatif (-) tidak terbentuk endapan hitam

urin Norman semuanya negatif (-)
I.      Pembahasan
Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine.  Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis.
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton bebas).
Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup.
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung.  Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
J.    Kesimpulan
Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. pada urin sampel tidak terdapat perubahan warna pada metode Fehling dan benedict, sedang pada metode nylander tidak terbentuk endapan hitam. jadi urin pada sampel tersebut adalah NORMAL.






DAFTAR PUSTAKA

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal
http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/tag/uji-glukosa/
http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.htm
http://materiuas.wordpress.com/2010/01/26/pemeriksaan-laboratorium-glukosa-urine-dan-protein-urine-2/

http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/tes-glukosa-urine-tes-reduksi-benedict.html